The Annoying Technology
Apa iya technology bisa mengganggu?
Ceritanya gini, barusan Kang Paijo khan melaksanakan kewajiban dia sebage anggota PPK untuk melaksanakan sosialisasi Pemilu Presiden n Wapres Tahun 2009 di sebuah desa. Acara inti malam tadi adalah pelantikan dan pengambilan sumpah ketua KPPS. Nah diacara inilah kejadian yang Kang Paijo maksudkan terjadi.
Pertama pada saat semua yang hadir sedang menyayikan lagu kebangsaan Indonesia Raya (Kayaknya acaranya resmi banget ya?), tiba-tiba ada ponsel (yang bener istilahnya ponsel atau HP ya?) seorang peserta yang berbunyi. Dan ladhalah, dengan santainya siempunya ponsel tersebut mengambilnya dari saku dan membaca sesuatu (Mungkin ada SMS yang masuk). Hal itu beliau lakukan dengan sambil tetap menyayikan lagu Indonesia Raya.
Yang kedua kayaknya lebih parah lagi, karena itu terjadi pada seorang ketua KPPS yang sedang diambil sumpahnya. Dan kejadiannya sama seperti yang pertama tadi, beliaupun dengan santainya mengeluarkan ponsel dari sakunya, membaca sesuatu dan terakhir memasukkan ke dalam sakunya kembali. Santai banget gitu!
Demikian juga saat Kang Paijo sedang menyampaikan materi sosialisasi, beberapa kali terdengar ponsel dari yang hadir mengeluarkan bunyi-bunyian yang (jujur) sangat mengganggu jalanya acara pada malam tadi.
Bahwa technology itu diciptakan demi memudahkan manusia sebagai usernya, tapi ketika hal tersebut digunakan bukan pada tempatnya atau pada situasi yang tidak semestinya, penggunaan technology tadi akan bisa menjadi sesuatu yang menjengkelkan.
Kejadian tersebut apakah berangkat dari budaya kita atau dari ketidakpahaman sang user akan technology yang dipakainya? Bukankah kita bisa mengaktifkan fitur "silence" pada kondisi-kondisi seperti tadi, sehingga ponsel kita tidak akan menimbulkan bebunyian yang mengjengkan tadi. Maka dari itu yang terpenting dari adanya technology bukanlah kemampuan kita dalam membeli perangkat tersebut, tetapi yang utama adalah bagaimana kita bisa memberdayakan diri kita selaku user dari technology tersebut sebelum memutuskan untuk menggunakan technology tersebut.
Kang Paijo jadi teringat dengan rekan-rekan kerja yang beberapa hari belakangan ini kayak diburu nafsu untuk membeli Laptop. Karena beberapa rekan tersebut faktanya belum bisa mengoperasikan PC walaupun sebatas pada penggunaan yang sangat mendasar, seperti mengetik dsb. Apakah ini yang disebut dengan korban dari technology? Bahwa kenyataanya mayoritas masyarakat Indonesia ketika memutuskan untuk membeli suatu gadget (perangkat) motif utamanya bukanlah fungsi dari gadget tersebut. Tapi motif yang dominan adalah gengsi ....
Bos mulai kapan namanya ganti Paijo? Trus panggilanya apa? "PAY" apa "JO".
Ya, begitulah masyarakat kita. Gengsi dulu dulu, fungsi belakangan. OK.
Keep your spirit yah, walo kdng emang ngaco tuch tulisan (sengaco orangnya kale)