• your image alt

    Slider Title 1

    Place Your Description here.... At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas...

  • your image alt

    Slider Title 2

    Place Your Description here.... At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas...

  • your image alt

    Slider Title 3

    Place Your Description here.... At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas...

Analytical Exposition

Dear students….

Kalian pasti sering beda pendapat dengan teman, kakak, atau bahkan dengan orang tua sendiri. Well, it’s okay to have different opinion. Dalam mengungkapkan pendapat, kalian pasti berusaha untuk meyakinkan lawan bicara agar mau mengikuti apa yang kalian inginkan. Makanya kalian juga akan memberikan argumen-argumen yang kuat untuk mendukung opini kalian sehingga lawan bicara bisa terpengaruh dan mengiyakan pendapat kalian.

Kasus di atas erat kaitannya dengan salah satu jenis teks yaitu Analytical Exposition. Analytical Exposition is one of the genre which presents arguments. Jadi, untuk membedakan teks Analytical Exposition dengan teks lainnya adalah di lihat dari isi dan tujuannya. The social function is to persuade by presenting arguments. Tujuannya adalah untuk membujuk pendengar atau pembaca sehingga mereka mau mengikuti keinginan kalian. Teks ini berisi tentang argumen atau alasan.


Jenis teks ini di awali dengan THESIS, yaitu pendapat kalian tentang suatu masalah. Biasanya di awali dengan kalimat I personally think, In my opinion, I believe, etc. Setelah kalian menuliskan thesis atau pendapat, kalian harus menuliskan ARGUMENTS, yaitu argumen-argumen atau alasan-alasan yang disertai dengan fakta dan bukti-bukti yang relevan sehingga pendengar atau pembaca terpengaruh dengan argumen yang kalian kemukakan. Biasanya dimulai dengan Firstly, Nest, Third, The last, etc. Untuk mengakhiri teks, kalian harus menuliskan REITERATION, yaitu simpulan dari thesis dan arguments yang telah kalian bicarakan sebelumnya. Kalian bisa mengungkapkannya melalui kalimat In my conclusion, To conclude, From the facts above, we can conclude that, etc.

Contoh:

I personally think learning English through music and songs can be very enjoyable. You can mix pleasure with learning when you listen to a song and exploit the song as a means to your English progress. Some underlying reason can be drawn to support the idea why we use songs in language learning.

Firstly, “the song stuck in my head” Phenomenon (the echoing in our minds of the last song we heard after leaving a restaurant, shopping malls, etc) can be both enjoyable and sometimes unnerving. This phenomenon also seems to reinforce the idea that songs work on our short-and-long term memory.

Secondly, songs in general also use simple conversational language, with a lot of repetition, which is just what many learners look for sample text. The fact that they are effective makes them many times more motivating than other text. Although usually simple, some songs can be quite complex syntactically, lexically and poetically, and can be analyzed in the same way as any other literary sample.

Furthermore, song can be appropriated by listener for their own purpose. Most pop songs and probably many other types don’t have precise people, place or time reference.

In addition, songs are relaxing. They provide variety and fun, and encourage harmony within oneself and within one group. Little wonder they are important tools in sustaining culture, religion, patriotism and yeas, even revolution.

Last but not least, there are many learning activities we can do with songs such as studying grammar, practicing selective listening comprehension, translating songs, learning vocabulary, spelling and culture.

From the elaboration above, it can be concluded that learning through music and songs, learning English can be enjoyable and fun.

Coba perhatikan teks di atas. Kalian pasti sudah tau kan yang mana thesis, argument dan reiteration.

I personally think (thesis)

Firstly, Secondly, Furthermore, In addition, Last but not least (arguments)

From the elaboration above (reiteration)

Baca selengkapnya »
7.31.2009 0 komentar

Hortatory Exposition

Dear student…

Pada semester sebelumnya kalian pasti sudah mengenal jenis teks analytical expostion, di semester ini kalian akan mempelajari jenis teks exposition yang lainnya, yaitu hortatory exposition. Teks hortatory exposition berisi tentang teks yang mengemukakan alasan-alasan dengan tujuan untuk membujuk pendengar atau pembaca agar mau mengikuti apa yang dikemukakan penulis. Dalam pelajaran bahasa Indonesia kita tentu sudah mengenal teks persuasi, yang sama isinya dengan teks hortatory.

Teks hortatory di awali dengan Thesis, yaitu menuliskan opini penulis tentang suatu masalah. Kemudian dilanjutkan dengan argumen, yaitu alasan-alasan yang mendukung pendapat penulis. Terakhir, menuliskan saran atau nasihat.


Contoh Teks hortatory dalam bentuk surat:

Dear Editor,

We are writing to complain about ads on TV. There are so many ads, especially during our favourite programmes. We think they should be stopped for a number of reasons.
First, ads are nuisance. They go on for a long time and there are so many. Sometimes there seems to be more ads than programmes.
Second, ads are bad influence on people. They try to encourage people to buy unhealthy food like beer, soft drink, candy and chips. And they make people want things they do not really need and can not.
Finally, the people who make ads have too much say in what programmes people watch. That is because they want to put all their ads on popular programs that a lot of people watch. Some programmes which are not so popular get stopped because they do not attract enough ads, even though those programmes may be someone’s favourite.
For those reasons, we think TV station should stop showing ads. They interrupt programmes. They are bad influences on people, and they are sometimes put a stop to people’s favourite shows. We are sick of ads, and now we mostly watch other channels.

David

Coba perhatikan teks di atas. Paragraf pertama berisi thesis, yang dilanjutkan dengan arguments (alasan) di paragraf 2, 3, dan 4. Paragraf ke 5 berisi tentang recommendation (saran). Isi dari paragraf terakhir inilah yang membedakan teks horatatory dan analytical.

Baca selengkapnya »
0 komentar

Report Text

Dear students…

Well, it’s absolutely different between REPORT text and Laporan dalam bahasa Indonesia. Report as one of the genres that we learn does not mean laporan in Indonesia. So, what is a report text? Report means a text which describe things in general. It’s a little bit different from descriptive text which describe specific thing. To tell the facts of the things described, the writer uses present simple tense. Report text contains the class or subclass of the topic described, and then followed by telling the shape, parts, behaviour, etc in details.

Kalian pasti pernah mendeskripsikan sesuatu, bisa berupa hewan, tumbuhan, benda, dan hal lain secara umum. Contoh nyata jika ada turis asing yang meminta kalian menjelaskan tentang karakteristik orang Indonesia, kalian pasti akan mendeskripsikannya secara umum bukan mendeskripsikan diri kamu sendiri tentunya. Atau dalam pelajaran Biologi, kalian biasanya mempelajari karakteristik hewan secara umum, baik itu kelasnya (classification) hingga mempelajari sifat-sifat hewan tersebut secara detail (description).


Yang harus diingat adalah Report adalah jenis teks yang mendeskripsikan sesuatu secara umum. Beda dengan Descriptive yang mendeskripsikan sesuatu secara spesifik atau tertentu (alias cuma satu). Contoh: Ada dua teks tentang komputer yaitu “Computer” dan “My Own Computer”, kalau dilihat dari judulnya kedua teks tersebut beda jenis teksnya: Computer (Umum; jenis teksnya Report); My own computer (Khusus, kan cuma komputer saya, makanya jenis teksnya Descriptive).

For example:

For many years, many people believed that the cleverest animals after man were the chimpanzees. Now, however, there is proof that dolphins may be even cleverer than these big apes.

Although a dolphin lives in the sea it is not a fish. It is a mammal. It is in many ways, therefore, like a human being.

Dolphins have a simple language. They are able to talk to one another. It may be possible for man to learn how to talk to dolphins. But this will not be easy because dolphins cannot hear the kind of sounds man can make. If man wants to talk to dolphins, therefore, he will have to make a third language which both he and the dolphins can understand.

Dolphins are also very friendly toward man. They often follow ships. There are many stories about dolphins guiding ships through difficult and dangerous water.

Text di atas menjelaskan tentang dolphin secara umum. Di paragraf kedua tercantum jelas bahwa dolphin belongs to mammal. Ini menjelaskan bahwa dophin termasuk ke dalam kelas mamalia. Di paragraf ketiga dan selanjutnya menjelaskan tentang kebiasaan dari dolphin secara umum.

Contoh lain:

A razor is a tool which is found in nearly every bathroom. A man who has thick hair on his face may have to shave twice a day. It is a habit which can be dangerous. For many years, a razor was a handle with a long piece of steel which was sharp and flat at one end. These razors had a long open blade.

But today’s razors are safer and more convenient to use. The thing which makes today’s razor safe is that the blade is small thin sharp piece of steel. The person who invented razor blades was a man called King Gillette. He was a clever man who had many ideas for new inventions. He wanted to make a blade that was safe and which could be used several times. In 1891, he invented a new type of razor blade. It was short and it was held in a special handle. The sharp edge of the blade did not stick out very far. It was a razor which was safe to use. It was more difficult to cut yourself than with the older type of razor.

Gillette’s razor blade became popular. It was an invention which worked well and which everybody need because each blade only lasted 8 to 10 times. Gillette sold many of his new safety blades and soon became a millionaire.

Teks di atasmenceritakan tentang benda mati yaitu razor. Di paragraf awal menggambarkan tentang suatu alat berupa razor secara umum. Di paragraf berikutnya menjelaskan tentang bagian dan bentuk dari razor.

It’s clear that both of the texts above describe things in general. Report teks biasanya kita temukan dalam buku-buku ilmiah, science khususnya.

Social Function:

Describe the way things are (for example: a man-made thing, animals, plants). The things must be a representative of their class.

Text organization:

1. General classification (Introduce the topic of the report, such as: the class or the subclass)
2. Identification (tell the shape/form, parts, behaviour, habitat, way of survival)

Language Feature:

1. The use of general nouns
2. The use of relating verbs
3. The use of present tense
4. The use of behavioral verbs

Baca selengkapnya »
0 komentar

Spoof

Dear student…

Teks bergenre spoof berisi tentang cerita lucu. Dalam kehidupan sehari-hari, you or your friends pasti suka mendengar cerita lucu, dalam bahasa Indonesia kita mengenal anekdot. Biasanya kita menemukan teks spoof di koran, atau dari cerita teman sendiri. Banyak siswa yang menyamakan cerita lucu dengan aktivitas yang bisa membuat orang tertawa seperti terpeleset di depan umum, salah kostum, dsb. Menurut saya aktivitas yang saya sebutkan terakhir adalah aktivitas yang memalukan bukan lucu. Lucu bukan berarti memalukan. Dalam membuat teks spoof, kalian harus bisa bermain kata-kata sehingga bisa menghasilkan suatu cerita lucu. I think spoof bisa diartikan sebagai suatu cerita yang unpredictable, dimana kejadian lucu itu sendiri disajikan hanya di akhir cerita. Beda tentu jika kita menonton film lawak yang dari awal sampai akhir menyajikan peristiwa yang lucu.


Spoof di awali dengan ORIENTATION, yaitu pengenalan tokoh, tempat, dan waktu. Kemudian dilanjutkan dengan EVENT, yaitu urutan kejadian secara detail. Lalu di akhiri dengan TWIST, yaitu bagian terlucu.

Contoh:

Last week I took my five-year old son, Willy, to a musical instrument store in my hometown. I wanted to buy him a set of junior drum because his drum teacher advised me to buy him one. Willy likes listening to music very much. He also likes asking me everything he wants to know. Even his questions sometimes seem precocious for a boy of his age. He is very inquisitive.

We went there by car. On the way, we saw a policeman standing near a traffic light regulating the passing cars and other vehicles. He blew his whistle now and then.

Seeing the policeman blowing his whistle, Willy asked me at once, “Dad, why is the policeman using a whistle, not a drum?”

Hearing his unexpected question I answered reluctantly, “Because he is not Phil Collin!”

Baca selengkapnya »
0 komentar

Description VS Report

Dear student…..
A little bit confused mempelajari teks description and report?? Don’t worry, now you’ll read the difference between them. Check it out.

Description adalah jenis teks yang berisi uraian tentang sesuatu. To describe yang artinya menggambarkan, maka jenis teks ini menceritakan sesuatu dengan jelas, sehingga tanpa melihat objek yang diceritakan, pembaca atau pendengar seolah-olah bisa melihat dengan jelas objek tersebut. Hampir mirip dengan teks bergenre REPORT. Namun tentu saja ada perbedaannya. Report menceritakan sesuatu secara umum, tetapi teks Descriptive hanya menceritakan satu objek tertentu.


Coba perhatikan contoh teks berikut:

Text 1
I have a pet. It is a dog and I call it Brownie. It is a Chinese breed. It is small, fluffy, and cute. It has got thick brown fur. When I cuddle it, the fur feels soft. Brownie doesn’t like bones. Everyday it eats soft food like steamed rice, fish or bread. (Bergenre DESCRIPTIVE karena menceritakan tentang seekor anjing yang bernama Brownie)
Text 2
A kangaroo is an animal found only n Australia, although is has a small relative, called a wallaby, which lives on the Australian island in Tasmania and also in New Guinea.(Bergenre REPORT karena menceritakan tentang Kangaroo secara umum)
Coba perhatikan lagi contoh berikut:
CAT belongs to mammal… (report)
MY CAT has thick fur…. (descriptive)

Perhatikan juga susunan berikut:
Genre : Descriptive
Social Function : To describe a particular person, place, or thing
Generic Structure :
1. Identification (identify phenomenon to be described)
2. Description (describe parts, qualities, characteristics)

Bandingkan dengan:

Genre : Report

Social Function : To describe the way things are (for example a man-made thing, animals, plants).

Text organization :

1. General Classification (Introduce the topic of the report such as: the class or the subclass)

2. Identification (tell the shape/form, parts, behaviour, habitat, way of survival)

Well, must be clear enough ya. Kalau masih belum jelas, boleh nanya ko. Reply aja.

Baca selengkapnya »
0 komentar

Analytical VS Hortatory Exposition

Dear students…..

Bingung cara membedakan teks analytical exposition dan hortatory exposition? Don’t worry it’s so easy. Study the followings ya…

Sebelum kita mengetahui perbedaan teks analytical dan hortatory, mari kita mengenal persamaan dari kedua teks ini. Teks exposition dibagi menjadi dua bagian yaitu analytical exposition dan hortatory exposition. Exposition adalah jenis teks yang berisi tentang argumen-argumen tentang suatu topik. Dalam menulis teks ini, penulis perlu mencari sumber informasi agar argumen yang dikemukakan cukup kuat untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar.
Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa menemukan teks exposition dalam diskusi, pidato, iklan, surat, dsb. Contohnya, ada seorang teman yang merokok, kita bisa saja memberikan pendapat kita bahwa merokok itu tidak baik. So the thesis is “Smoking is not good for your health”. Kemudian kita akan memberikan alasan-alasan mengapa merokok itu tidak baik, so we tell the arguments that support our thesis. The social function of exposition is to persuade the reader or listener.


So the difference is…..
Study the text organization of analytical exposition below.
Ada 3 tahapan dalam teks analytical, yaitu:

1. Thesis, berisi tentang suatu pernyataan tentang permasalahan tertentu. Biasanya diawali dengan kalimat I personally think, In my opinion, I believe, dll.
2. Arguments, berisi tentang alasan-alasan untuk medukung Thesis yang dikemukakan. Diawali dengan kata, atau f rase First, Second, Furthermore, In addition, The last, dll.
3. Reiteration, berisi tentang simpulan dari Thesis, dan Arguments yang dikemukakan. Kata-kata yang digunakan biasanya In my conclusion, Based on the arguments above, dll

Perbedaan Analytical Exposition dan Hortatory Exposition terletak di paragraf terakhir. Dalam penulisan Hortatory juga ada 3 bagian, yaitu:

1. Thesis, berisi tentang suatu pernyataan tentang permasalahan tertentu. Biasanya diawali dengan kalimat I personally think, In my opinion, I believe, dll.
2. Arguments, berisi tentang alasan-alasan untuk medukung Thesis yang dikemukakan. Diawali dengan kata, atau f rase First, Second, Furthermore, In addition, The last, dll.
3. Recommendation, berisi tentang saran dari penulis atas Thesis dan Arguments yang dikemukakan. Biasanya ada kata-kata should, should not, ought to, ought not to, dll.

For example:

Text 1
Smoking in restaurants

Smoking in restaurants is just not on. It must not be allowed because it is rude, harmful to others and dangerous for the smokers.
Firstly, smoking in a restaurant is impolite. The smell of the smoke affects all people and can turn them off their food. People pay to taste good food and not to be put off by foul smelling smoke.
Another reason smoking should not be allowed in restaurant is the harm it can do to others. Passive smoking that is breathing in smoke made by a smoker can lead to asthma attacks and even cancer.
Finally, smoking is dangerous and a health risk to the smokers. Cigarettes cause heart and lung disease and people should not smoke anywhere, not just in restaurants.
Therefore, smoking in restaurants is impolite, harmful to others and a health risk to the smokers and should not be allowed in any restaurants.

Text 2
Dear Editor,

We are writing to complain about ads on TV. There are so many ads, especially during our favourite programmes. We think they should be stopped for a number of reasons.
First, ads are nuisance. They go on for a long time and there are so many. Sometimes there seems to be more ads than programmes.
Second, ads are bad influence on people. They try to encourage people to buy unhealthy food like beer, soft drink, candy and chips. And they make people want things they do not really need and can not.
Finally, the people who make ads have too much say in what programmes people watch. That is because they want to put all their ads on popular programs that a lot of people watch. Some programmes which are not so popular get stopped because they do not attract enough ads, even though those programmes may be someone’s favourite.
For those reasons, we think TV station should stop showing ads. They interrupt programmes. They are bad influences on people, and they are sometimes put a stop to people’s favourite shows. We are sick of ads, and now we mostly watch other channels.

David

Kedua teks di atas hampir sama, perbedaannya hanya ada di paragraf terakhir. Coba perhatikan paragraf terakhir pada teks 1 yang hanya berisi simpulan tidak ada saran, namun paragraf terakhir pada teks kedua berisi saran yang tercantum dalam kalimat “we think TV station should stop showing ads”. Kata “should” mengandung arti sesuatu yang harus dilakukan. Clear right?

Baca selengkapnya »
0 komentar

Untukmu Para Wanita=Sebuah Pengakuan Lelaki, PACARAN HALAL... Sebagai Proses Penjajagan, Percayalah Kepada Cowok!

(tidak mengandung ayat dari kitab agama manapun)

Berdasarkan dari betapa mudahnya wanita diperdaya oleh lelaki/cowok. Bahkan dengan sangat angkuhnya wanita sering berpendapat bahwa dirinya tidak akan mudah termakan rayuan gombal lelaki. Itu benar, karena dimasa sekarang ini tidak ada lelaki yang bibirnya bisa mengucapkan rayuan gombal seperti film-film Indonesia toempoe doeloe. Tetapi dengan pendidikan dan teknologi yang berkembang, metode kami berubah (red:cowok).

Kami bisa memanfaatkan semua SDM dan SDA yang ada di sekitar kami untuk menunjang tegaknya diagnosa “SERIUS” dihadapan target (wanita). Apakah property “nebeng”? Oh tidak! Bahkan hanya dengan kesederhanaan, malah jadi pamungkas yang cukup jitu untuk meluluhkan hati wanita incaran kami. Karena dengan kesederhanaan dan property seadanya, akan mendatangkan kesan ketulusan dan bersahaja. Yang kemudian menimbulkan cinta sepenuh hati, berakibat kepasrahan. Ini fokusnya, kepasrahan yang artinya diriku sepenuhnya kuserahkan padamu, termasuk my virgin (klo masih).


Wahai wanita, tidak semua diantara kami kaum lelaki mengincar hartamu, yang merupakan incaran kami sebenarnya adalah SEX, sejauh mana dirimu memberikan rasa penasaran kepada kami, selama itu pula kami sanggup bersandiwara dengan sekuat tenaga kami. Mengapa kami sebut sandiwara? Karena kami menyimpulkan bahwa yang telah beristeri saja masih banyak yang selingkuh (meski tidak semuanya).

Pernikahan yang kejelasan statusnya dilindungi oleh hukum agama dan UU Negara, masih sering kami injak-injak. Apalagi status pacaran? Yang sama sekali tidak dikuatkan oleh peraturan manapun. Artinya seorang cowok bisa saja berpacaran dengan seribu cewek dalam waktu bersamaan atau sebaliknya. Maka jadilah pemuda-pemudi bangsa ini sebagai pakar zina, dari yang kecil sampai yang besar.

Tapi masalah jadi bangsa apa bukan urusan kami, selagi kami masih bisa menikmati kenikmatan dunia lewat tubuh wanita secara free, maka paradigma “Pacaran sebagai proses penjajakan” akan selalu kami sebarkan dengan cara apapun.

Sex dengan pacar sendiri sangat berbeda rasanya dengan sex dengan pelacur manapun dengan harga pakai berapapun. Sebab wanita yang selalu jadi target kami tentunya bersih, sehat, bebas penyakit menular seks (PMS), terawat dan terdidik.

Soal kaya atau miskin si target itu bisa disesuaikan.
Maksudnya apabila kami telah sukses memperdaya hati target, maka keadaan keuangan akan sangat mudah dikendalikan berdasarkan scenario “rasa pengertian” yang kami ciptakan di hati target. Pulsa yang kami keluarkan untuk menjalin kedekatan tidak sebanding dengan kenikmatan yang menanti kami.
Target berjilbab? Bisa sukses bisa juga tidak.
Usaha kami dalam berburu “kenikmatan” terhadap target berjilbab memerlukan beberapa trik tambahan. Tetap bersikap sederhana, apa adanya, bersahaja, pengakuan terhadap kekurangan diri, bersikap humoris dan sedikit bumbu religi yang didapat dari ceramah ustadz-ustadz di televisi bisa jadi referensi tambahan.
Usaha kami sukses terhadap target yang berjilbab yang juga masih berpakaian ketat, sehingga jilbab kadang-kadang hanya menutupi rambutnya dan tidak menutupi ukuran “hardware” indahnya. Kulit target yang halus mulus karena sering tertutup dari polusi udara dan matahari memberikan sensasi yang tidak sama dengan target tidak berjilbab pada umumnya.
Luar biasa!!!
Usaha kami gagal apabila target berjilbab tapi juga berpakaian yang lebar, sehingga tidak tampak keindahannya lewat mata secara fisik, tapi kami sangat yakin dibalik pakaian yang lebar itu tersimpan lebih banyak keindahan. Kami kurang pasti penyebab kegagalan usaha kami terhadap target tersebut, bisa jadi keteguhan
target dalam memegang keyakinan bahwa keindahan yang mereka miliki merupakan “harta berharga” yang hanya akan disuguhkan kepada suami mereka nantinya.

Kenyataan yang menggembirakan adalah target “kokoh” semacam ini berjumlah sangat sedikit jika dibandingkan dengan total target “empuk” yang banyak tersedia di sekitar kami.

Pada umumnya target menginginkan “keseriusan”.
Ketidaktahuan mereka terhadap makna kata serius ini yang sering kami manfaatkan sebagai peluluh hati mereka. Trik yang kami gunakan bermacam-macam, mulai dari kirim sms yang bertuliskan “Aku serius lho sama kamu”, telepon diatas jam 23.00 (tarif murah) untuk bicara panjang lebar dengan topik yang dipilih secara random. Ini trik yang paling sederhana dan cukup jitu untuk target yang masih lugu atau pura-pura lugu soal keseriusan hubungan. Maksudnya walau target sudah mengerti tentang trik
yang kami jalankan dalam meraih target, tapi seiring waktu dan semangat kami yang tidak berputus asa dalam menjalankan skenario, cepat lambat target yang dulunya pura-pura lugu akan luluh akhirnya melihat semangat tulus palsu kami.

Jika tujuan utama kami yaitu tubuh indah target belum didapatkan, maka bukti keseriusan palsu kami dapat dikuatkan dengan memboyong mereka ke orang tua kami atau sebaliknya, kami bersedia diboyong ke orang tua target. Sampai disini saja keberanian kami untuk bermain dengan kata serius, untungnya karena 99% target telah takluk pada level trik ini.
Kenyataan yang juga menggembirakan kami adalah apabila ternyata orang tua kami atau oramg tua target juga memiliki paradigma “Pacaran adalah proses penjajakan” atau “Pacaran adalah proses yang harus dilalui oleh remaja normal”.
Luar biasa!!!
Target yang telah beranggapan bahwa “inilah jodohku”, dengan paradigma ini kami telah mendapatkan kepercayaan penuh dari segala pihak untuk memperlakukan target semau kami. Termasuk menikmati kenyamanan sensasi seks penuh gratisan yang kami tunggu-tunggu selama perjuangan. Tidak perlu buru-buru, karena kami sangat dan sangat memperhatikan situasi, kondisi dan domisili.
Soal dikemudian hari kami bosan dengan target yang sudah habis manisnya karena kami hisap atau muncul target baru yang lebih segar, maka skenario pelepasan diri dapat dijalankan dengan berbagai alasan. Sangat mudah melakukannya mengingat semua manusia memiliki kekurangan, kekurangan inilah yang harus diangkat ke
permukaan dan menjadi pokok bahasan yang berlanjut dengan putusnya hubungan. Alasan ketidakcocokan bisa menjadi penangkal pertanyaan orang tua masing-masing pihak.
Putus. Juga merupakan jalan baru bagi kami untuk memulai skenario pengejaran target baru. Tampang berduka, bahkan tampang tegar paska putus pun bisa menjadi pesona di hadapan target baru ini. Tentunya kami tidak meninggalkan trik-trik peluluhan hati yang kami terapkan terhadap target-terget sebelumnya seperti sederhana, tampil apa adanya, bersahaja, sedikit ditambah bumbu humoris karena target pada umumnya ingin dekat dengan orang yang selalu bisa membuatnya tersenyum dalam setiap keadaan. Target selalu ingin merasakan aman, nyaman, disayang, diperhatikan (beberapa). Maka sedaya upaya kami akan ciptakan suasana tersebut hanya didekat kami. Persepsi bahwa di dekat kami maka target merasa aman, nyaman, tenang, tersenyum, dan damai merupakan paradigma yang harus kami ciptakan di
dalam kepala target. Untuk kesekian kalinya kami selalu sukses dalam pencapaian tujuan kami, menjadikan kami sangat berpengalaman dan cerdas dalam program ini, dengan atau tanpa hambatan sama sekali. Sungguh indah dunia ini, dipenuhi dengan target-target berpendidikan tapi bodoh yang menunggu giliran untuk kami habisi.
“Ahh, saya kan gak pernah serius klo pacaran, ngapain takut!”
Jika terget berfikiran seperti kata-kata di atas, maka pemikiran seperti ini juga merupakan peluang besar bagi kami untuk memulai skenario peluluhan hati. Yang kami utamakan lebih dahulu adalah mengadakan ikatan super tidak jelas bernama Pacaran, soal cinta atau tidak, itu cuma masalah waktu. Trik-trik yang kami lancarkan akan mengubah keadaan hati target seiring waktu yang dilalui bersama-sama dan komitmen semu tentang pacaran yang kami atau orang lain ciptakan.
“Ahh, tidak semua cowok seperti itu, cowokku ga gitu and ga mungkin begitu!”.
Kata-kata sejenis ini merupakan tolak ukur keberhasilan skenario BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya) yang nantinya menjadi peluang besar untuk mendapatkan tubuh target di kemudian hari. Karena salah satu yang kami ingin bentuk adalah pendapat target bahwa kami adalah cowok yang berbeda dengan cowok pada umumnya.
Jika Anda wanita berpenampilan menarik atau tidak, bertubuh indah baik tertutup atau tidak, mencari keseriusan hubungan, mencari cinta dari sesama manusia tanpa pemahaman yang jelas…Maka Anda target kami berikutnya !

Wahai wanita, ketahuilah bahwa seorang laki-laki yang benar-benar serius terhadapmu akan datang kepada orang tuamu dengan berkata “Pak, saya ingin menikahi putri Bapak, sekarang saya punya penghasilan Rp…../bulan, dst”, sedangkan laki-laki yang benar-benar serius ingin menghabisimu akan datang langsung kepadamu dengan berkata “Maukah kamu jadi pacarku?”.
Puncak kehinaan wanita ketika ia menerima tembakan seorang lelaki untuk jadi kekasihnya.
Puncak kemuliaan wanita ketika orang tua/walinya mempertimbangkan lamaran seorang lelaki untuk jadi isterinya.
Hancurkan harga diri dengan pacaran, muliakan diri dengan …

Tidak ada solusi termuat dalam tulisan ini, meskipun solusinya tertulis tetapi tidak akan menghentikan kegiatan kami, kami hanya bisa berhenti jika semua target mengaplikasikan solusi yang sebenarnya sudah mereka tahu.
Pacaran sebagai proses penjajakan, penjajakan = peng”injak-injakan” atau pen”jaja”an.
Jika Anda belum pacaran, Nantikan kehadiran kami di sisi Anda!
Jika Anda telah putusan, Nantikan juga kehadiran kami di sisi Anda!
Jika Anda masih pacaran, maka tunggu tanggal “main” kami bersama Anda!

Wallahua’lam bisshawab
Cyber City Net 30.10.2006 at 02.22 am

Artikel ekstrem ini asli tulisan teman Iriyan.
from:http://heidif.blog.friendster.com/2009/01/pacaran-halalsebagai-proses-penjajakan-percayalah-kepada-cowok/#comment-19

Baca selengkapnya »
0 komentar

Dewasa Menyikapi Facebook

Ketika Jaman ini telah berubah, jaman yang termakan oleh kemajuan teknologi, rasanya susah bagi kita sekarang untuk bisa hidup tanpa tekhnologi.

Yap, tekhnologi telah merubah kehidupan kita. Teknologi yang dahulu hanyalah sebuah "impian" kini telah menjelma menjadi sesuatu yang nyata, sesuatu yang bisa tersajikan setiap saat di depan kita.

Sebetulnya tidak ada yang salah dengan tekhnologi asal teknologi tersebut dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif. Yang menjadi masalah adalah ketika orang-orang semakin mundur dengan kemajuan tekhnologi itu karena ia memanfaatkannya bukan untuk kebaikan melainkan untuk kesenangan semata, bahkan untuk suatu hal yang jelas-jelas merugikan. Merugikan di sini sifatnya kompleks, mulai dari kerugian biaya, tenaga dan yang paling besar adalah kerugian waktu dan usia.


Beberapa tahun lalu kita baru mengenal adanya email (surat elektronik) sebagai media komunikasi jarak jauh yang menggantikan fungsi surat. Beberapa tahun kemudian mulai dikenal adanya friendster sebagai ajang hiburan, ajang refreshing, ajang mencari teman bahkan ajang mencari jodoh. Di dalam friendster (fs) sebenarnya ada fasilitas blog yang bisa digunakan untuk mengembangkan diri dalam hal tulis menulis, berbagi ilmu dan dakwah bilqolam. Akan tetapi hanya segelintir orang (sangat sedikit) yang memanfaatkan fasilitas blog yang ada di dalam friendster ini, kebanyakan mereka mengabaikan fungsi yang satu ini dan hanya menggunakan fs sekedar alat penjalinan teman2 baru (bahkan jodoh J). Yang sangat disayangkan adalah banyak remaja (bahkan yang mengaku orangtua) kecanduan friendster, hingga boleh dikatakan mereka masih `lapar` jika dalam 1 minggu bahkan 1 hari tidak ke warnet untuk sekedar membuka friendster dan melihat perubahan2 terbaru dalam friendster (seperti inbox, undangan petemanan, komentar, dsb).

Beberapa waktu berikutnya sempat booming blog sebagai ajang aktualisasi diri di dunia maya. Banyak hal yang bisa dilakukan para blogger dengan blognya. Mulai dari sekedar curhat, berbagi pengalaman dengan sesama blogger ataupun pengguna web lain, berbagi ilmu, dakwah bil qolam (dakwah dengan pena/tulisan), bahkan tidak sedikit blogger yang sekarang memanfaatkan blog sebagai media / mesin pencari uang. Jika kita tilik perbedaan blog dan fs, kita akan melihat kelebhian-kelebhian yang lebih menonjol pada blog daripada fs. Bahkan kalau boleh saya katakan, jangan mengaku penggemar dunia maya/ professional maya jika belum mempunyai blog. Bahkan ada seorang teman yang mengungkapkan `bloggito ergo sum` (karena blog aku ada). Namun tidak semua orang bisa memiliki pandangan yang sama tentang blog. Mereka justru menganggap blog hanya di peruntukkan bagi mereka-mereka yang punya kemampuan yang lebih dalam menulis. Mereka cenderung lebih suka dengan friendster karena dirasa lebih mudah. Betul?

Beberapa waktu kemudian mulai dikenal adanya facebook (fb). Sebuah `ajang permainan` baru tsb. Hingga saat ini sedang booming-boomingnya. Kalau kita tilik ada kemiripan antara friendster dengan facebook, yaitu sama-sama menjadi ajang mendapatkan teman-teman baru (dan ternyata fungsi inilah yang menjadikan fs/fb digemari banyak kalangan ). Yang menjadi kelebihan fb mungkin terletak pada kepiawaiannya mencari teman-teman baru/ teman lama tanpa kita harus tahu dulu alamat emailnya. Yach, kalau pada fs kita baru bisa meng-add teman jika kita tahu alamat emailnya, sedangkan pada fb kita cukup mengetikkan nama atau sekolah asal pada mesin pencari yang sudah tersedia di facebook dan kemudian akan muncul nama-nama sesuai dengan yang dicari pada hasil pencarian. Di satu sisi ada manfaat yang bisa diambil dari fb ini, yaitu bisa menjalin kembali silaturrahim dengan teman-teman/ saudara-saudara yang lama terputus.

Selain berniat mencari teman-teman yang hilang, ada juga pengguna fb yang sekedar iseng dan (katanya) sekedar mengisi waktu luang. Namun, dari yang iseng dan sekedar mengisi waktu luang inilah yang akhirnya melahirkan semacam kecanduan, karena sejak awal sudah diniati dengan iseng hingga akhirnya tidak mengenal batas ruang dan waktu. Yach, penulis mengatakan demikian karena fakta membuktikan bahwa fb sekarang telah `dituhankan` setiap tempat dan setiap waktu. Tidak hanya dari kalangan pengangguran saja yang ber-fb ria, tetapi juga dari siswa, mahasiswa, karyawan, guru, dosen sampai mereka yang punya aktivitas di rumah. Semakin menjamurnya warnet (warung internet) dan semakin banyaknya fasilitas hotspot (jaringan internet nirkabel) yang tersedia, akan semakin meningkatkan jumlah penggemar situs-situs pertemanan semacam fb ini. Penulis tidak menganggap salah dengan lahirnya fb, karena setiap sesuatu lahir/diciptakan tentu memiliki tujuan ataupun manfaat. Fb akan menjadi tidak bermanfaat bahkan merugikan jika kehadirannya menjadikan kita lalai. Lalai akan tugas utama kita sebagai `manusia seutuhnya`, baik itu tugas sebagai makhluk Tuhan (Alloh), tugas sebagai makhluk individu maupun tugas sebagai makhluk social.

Sangat disayangkan ketika kita telat absent lima waktu gara-gara terlelap dalam fb, atau mendapatkan hasil kerja yang kurang maksimal gara-gara kita nyambi fb ketika bekerja, atau banyak pekerjaan tertunda karena asyik cerita tak `berisi` ngalor ngidul dengan sesama pengguna fb, atau bahkan lupa makan/ mandi karena terbang bersama situs bernama facebook.

Sebagai manusia berakal sudah sepatutnya kita memikirkan dan mempertimbangkan segala hal yang hendak kita lakukan. Kita mengenal adanya 4 pembagian skala prioritas dalam mengerjakan sesuatu, yaitu mendesak, penting, perlu dan boleh. Dengan menetapkan pembagian ini tentu kita akan bertindak sesuai skala prioritas tersebut, yaitu dengan mengutamakan yang mendesak, kemudian mengerjakan yang penting, kemudian melakukan yang perlu, baru jika ketiga hal tersebut sudah tertunaikan kita selingi dengan sesuatu yang boleh. Dengan demikian kita akan menjadi manusia yang bijak atas waktu 24 jam yang kita miliki. Ingat, hanya 24 jam! tidak lebih! Jangan sampai kita melakukan yang boleh sementara banyak tugas2 mendesak dan perlu kita lakukan justru terbengkalai. Begitupun ketika kita mengerjakan sesuatu yang boleh, harus ditilik juga pekerjaan apa yang lebih banyak manfaatnya bagi kita.

Lalu, masuk ke prioritas manakah aktivitas ber-facebook? jawabannya adalah relative. Yach, jika kita memanfaatkan fb untuk membahas sesuatu yang mendesak (misal:terkait nasib organisasi, terkait masalah yang memang harus dipecahkan, dll), maka tentu penggunaannyapun masuk kategori mendesak. Jika penggunaan fb adalah untuk berdiskusi ataupun merajut persaudaraan yang terputus boleh jadi itu menjadi hal yang penting atau perlu, sedangkan jika penggunaan fb sekedar untuk mencari teman-teman baru tanpa tujuan jelas ataupun hanya iseng maka itu masuk kategori boleh. Dan…jika penggunaan fb adalah untuk ngerasani/ ghibah, berkencan dengan lawan jenis, atau sekedar `pemuas rasa`, maka fb bukan lagi masuk boleh, penting atau bahkan mendesak, tetapi masuk pada kategori mudharat. Sepakat? (silahkan yang tidak sepakat untuk menulis komentar yaw..:-)

Okey, sebagai penutup tulisan ini, penulis mengajak kepada semuanya untuk bersikap dewasa dalam menyambut kehadiran facebook. tidak selayaknya kemajuan tekhnologi justru memundurkan generasi umat. Bagi yang memiliki notebook/laptop (yang bisa online setiap saat jika ada hotspot) sudah semestinya bersikap bijak, yaitu dengan mengajak pembaca semua untuk lebih memilih webblog, karena blog adalah budaya yang baik untuk mengasah kreativitas menulis, berbagi ilmu dan pengalaman serta sebagai memanfaatkannya untuk menimba ilmu dan wawasan seluas-luasnya. Penulis juga wujud eksistensi diri di dunia maya, yang tentu jauh, jauh dan jauuuuhhh lebih baik daripada sekedar friendster ataupun facebook. Sepakat?

Baiklah, semoga umur yang tersisa bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya dan ketika datang saat penimbangan amal, kita akan mendapatkan timbangan yang berat pada amal baik kita.

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih, dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehat supaya menetapi kebenaran” (Q.S Al-Ashr:1-3)

“Ingat 5 perkara sebelum datang lima perkara. Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, lapangmu sebelum sibukmu, mudamu sebelum tuamu, kayamu sebelum miskinmu…” (HR Ahmad)

Baca selengkapnya »
0 komentar