Dewasa Menyikapi Facebook

Ketika Jaman ini telah berubah, jaman yang termakan oleh kemajuan teknologi, rasanya susah bagi kita sekarang untuk bisa hidup tanpa tekhnologi.

Yap, tekhnologi telah merubah kehidupan kita. Teknologi yang dahulu hanyalah sebuah "impian" kini telah menjelma menjadi sesuatu yang nyata, sesuatu yang bisa tersajikan setiap saat di depan kita.

Sebetulnya tidak ada yang salah dengan tekhnologi asal teknologi tersebut dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif. Yang menjadi masalah adalah ketika orang-orang semakin mundur dengan kemajuan tekhnologi itu karena ia memanfaatkannya bukan untuk kebaikan melainkan untuk kesenangan semata, bahkan untuk suatu hal yang jelas-jelas merugikan. Merugikan di sini sifatnya kompleks, mulai dari kerugian biaya, tenaga dan yang paling besar adalah kerugian waktu dan usia.


Beberapa tahun lalu kita baru mengenal adanya email (surat elektronik) sebagai media komunikasi jarak jauh yang menggantikan fungsi surat. Beberapa tahun kemudian mulai dikenal adanya friendster sebagai ajang hiburan, ajang refreshing, ajang mencari teman bahkan ajang mencari jodoh. Di dalam friendster (fs) sebenarnya ada fasilitas blog yang bisa digunakan untuk mengembangkan diri dalam hal tulis menulis, berbagi ilmu dan dakwah bilqolam. Akan tetapi hanya segelintir orang (sangat sedikit) yang memanfaatkan fasilitas blog yang ada di dalam friendster ini, kebanyakan mereka mengabaikan fungsi yang satu ini dan hanya menggunakan fs sekedar alat penjalinan teman2 baru (bahkan jodoh J). Yang sangat disayangkan adalah banyak remaja (bahkan yang mengaku orangtua) kecanduan friendster, hingga boleh dikatakan mereka masih `lapar` jika dalam 1 minggu bahkan 1 hari tidak ke warnet untuk sekedar membuka friendster dan melihat perubahan2 terbaru dalam friendster (seperti inbox, undangan petemanan, komentar, dsb).

Beberapa waktu berikutnya sempat booming blog sebagai ajang aktualisasi diri di dunia maya. Banyak hal yang bisa dilakukan para blogger dengan blognya. Mulai dari sekedar curhat, berbagi pengalaman dengan sesama blogger ataupun pengguna web lain, berbagi ilmu, dakwah bil qolam (dakwah dengan pena/tulisan), bahkan tidak sedikit blogger yang sekarang memanfaatkan blog sebagai media / mesin pencari uang. Jika kita tilik perbedaan blog dan fs, kita akan melihat kelebhian-kelebhian yang lebih menonjol pada blog daripada fs. Bahkan kalau boleh saya katakan, jangan mengaku penggemar dunia maya/ professional maya jika belum mempunyai blog. Bahkan ada seorang teman yang mengungkapkan `bloggito ergo sum` (karena blog aku ada). Namun tidak semua orang bisa memiliki pandangan yang sama tentang blog. Mereka justru menganggap blog hanya di peruntukkan bagi mereka-mereka yang punya kemampuan yang lebih dalam menulis. Mereka cenderung lebih suka dengan friendster karena dirasa lebih mudah. Betul?

Beberapa waktu kemudian mulai dikenal adanya facebook (fb). Sebuah `ajang permainan` baru tsb. Hingga saat ini sedang booming-boomingnya. Kalau kita tilik ada kemiripan antara friendster dengan facebook, yaitu sama-sama menjadi ajang mendapatkan teman-teman baru (dan ternyata fungsi inilah yang menjadikan fs/fb digemari banyak kalangan ). Yang menjadi kelebihan fb mungkin terletak pada kepiawaiannya mencari teman-teman baru/ teman lama tanpa kita harus tahu dulu alamat emailnya. Yach, kalau pada fs kita baru bisa meng-add teman jika kita tahu alamat emailnya, sedangkan pada fb kita cukup mengetikkan nama atau sekolah asal pada mesin pencari yang sudah tersedia di facebook dan kemudian akan muncul nama-nama sesuai dengan yang dicari pada hasil pencarian. Di satu sisi ada manfaat yang bisa diambil dari fb ini, yaitu bisa menjalin kembali silaturrahim dengan teman-teman/ saudara-saudara yang lama terputus.

Selain berniat mencari teman-teman yang hilang, ada juga pengguna fb yang sekedar iseng dan (katanya) sekedar mengisi waktu luang. Namun, dari yang iseng dan sekedar mengisi waktu luang inilah yang akhirnya melahirkan semacam kecanduan, karena sejak awal sudah diniati dengan iseng hingga akhirnya tidak mengenal batas ruang dan waktu. Yach, penulis mengatakan demikian karena fakta membuktikan bahwa fb sekarang telah `dituhankan` setiap tempat dan setiap waktu. Tidak hanya dari kalangan pengangguran saja yang ber-fb ria, tetapi juga dari siswa, mahasiswa, karyawan, guru, dosen sampai mereka yang punya aktivitas di rumah. Semakin menjamurnya warnet (warung internet) dan semakin banyaknya fasilitas hotspot (jaringan internet nirkabel) yang tersedia, akan semakin meningkatkan jumlah penggemar situs-situs pertemanan semacam fb ini. Penulis tidak menganggap salah dengan lahirnya fb, karena setiap sesuatu lahir/diciptakan tentu memiliki tujuan ataupun manfaat. Fb akan menjadi tidak bermanfaat bahkan merugikan jika kehadirannya menjadikan kita lalai. Lalai akan tugas utama kita sebagai `manusia seutuhnya`, baik itu tugas sebagai makhluk Tuhan (Alloh), tugas sebagai makhluk individu maupun tugas sebagai makhluk social.

Sangat disayangkan ketika kita telat absent lima waktu gara-gara terlelap dalam fb, atau mendapatkan hasil kerja yang kurang maksimal gara-gara kita nyambi fb ketika bekerja, atau banyak pekerjaan tertunda karena asyik cerita tak `berisi` ngalor ngidul dengan sesama pengguna fb, atau bahkan lupa makan/ mandi karena terbang bersama situs bernama facebook.

Sebagai manusia berakal sudah sepatutnya kita memikirkan dan mempertimbangkan segala hal yang hendak kita lakukan. Kita mengenal adanya 4 pembagian skala prioritas dalam mengerjakan sesuatu, yaitu mendesak, penting, perlu dan boleh. Dengan menetapkan pembagian ini tentu kita akan bertindak sesuai skala prioritas tersebut, yaitu dengan mengutamakan yang mendesak, kemudian mengerjakan yang penting, kemudian melakukan yang perlu, baru jika ketiga hal tersebut sudah tertunaikan kita selingi dengan sesuatu yang boleh. Dengan demikian kita akan menjadi manusia yang bijak atas waktu 24 jam yang kita miliki. Ingat, hanya 24 jam! tidak lebih! Jangan sampai kita melakukan yang boleh sementara banyak tugas2 mendesak dan perlu kita lakukan justru terbengkalai. Begitupun ketika kita mengerjakan sesuatu yang boleh, harus ditilik juga pekerjaan apa yang lebih banyak manfaatnya bagi kita.

Lalu, masuk ke prioritas manakah aktivitas ber-facebook? jawabannya adalah relative. Yach, jika kita memanfaatkan fb untuk membahas sesuatu yang mendesak (misal:terkait nasib organisasi, terkait masalah yang memang harus dipecahkan, dll), maka tentu penggunaannyapun masuk kategori mendesak. Jika penggunaan fb adalah untuk berdiskusi ataupun merajut persaudaraan yang terputus boleh jadi itu menjadi hal yang penting atau perlu, sedangkan jika penggunaan fb sekedar untuk mencari teman-teman baru tanpa tujuan jelas ataupun hanya iseng maka itu masuk kategori boleh. Dan…jika penggunaan fb adalah untuk ngerasani/ ghibah, berkencan dengan lawan jenis, atau sekedar `pemuas rasa`, maka fb bukan lagi masuk boleh, penting atau bahkan mendesak, tetapi masuk pada kategori mudharat. Sepakat? (silahkan yang tidak sepakat untuk menulis komentar yaw..:-)

Okey, sebagai penutup tulisan ini, penulis mengajak kepada semuanya untuk bersikap dewasa dalam menyambut kehadiran facebook. tidak selayaknya kemajuan tekhnologi justru memundurkan generasi umat. Bagi yang memiliki notebook/laptop (yang bisa online setiap saat jika ada hotspot) sudah semestinya bersikap bijak, yaitu dengan mengajak pembaca semua untuk lebih memilih webblog, karena blog adalah budaya yang baik untuk mengasah kreativitas menulis, berbagi ilmu dan pengalaman serta sebagai memanfaatkannya untuk menimba ilmu dan wawasan seluas-luasnya. Penulis juga wujud eksistensi diri di dunia maya, yang tentu jauh, jauh dan jauuuuhhh lebih baik daripada sekedar friendster ataupun facebook. Sepakat?

Baiklah, semoga umur yang tersisa bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya dan ketika datang saat penimbangan amal, kita akan mendapatkan timbangan yang berat pada amal baik kita.

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih, dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehat supaya menetapi kebenaran” (Q.S Al-Ashr:1-3)

“Ingat 5 perkara sebelum datang lima perkara. Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, lapangmu sebelum sibukmu, mudamu sebelum tuamu, kayamu sebelum miskinmu…” (HR Ahmad)

7.31.2009 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Thanx 4 Ur comment! Yah walau masih ngaco gak papa khan daripada apa yang jadi uneg-uneg gak dikeluarin. Moga-moga dari yang ngaco ini bisa jadi bahan untuk sharing ...