Pembelajaran Bahasa Inggris di Bangku Sekolah: Apakah Efektif?

Agaknya, tidak berlebihan bila Bahasa Inggris memang amat sangat dibutuhkan dalam abad kontemporer ini. Setiap zaman diatur oleh sebuah sistem episteme tertentu, begitulah kira-kira kalau tidak salah kata Michel Foucault, sang filosof pujaan saya. Pada zaman ibu saya masih single dulu, Bahasa Inggris masih menjadi satu barang antik. Belum bergeser kedudukannya menjadi ibarat sembako bila diibaratkan dengan keadaan sekarang. Tetapi, itu dulu. Sistem masyarakat, seperti budaya, sosial, ekonomi bukan sesuatu yang statis. Pergerakannya memunculkan kebutuhan baru sekaligus perubahan pada sendi-sendi sistem tersebut membentuk pembaruan maupun kritik terhadap sistem lama. Dobrakan globalisasi kini meraja. Penguasaan Bahasa Inggris jadi salah satu kebutuhan primer.

Sayangnya, kebutuhan akan Bahasa Inggris yang amat sangat mendesak ini tidaklah dibarengi dengan sarana dan prasarana yang cukup, khususnya bila kita menilik pelajaran Bahasa Inggris yang diberikan di sekolah. Banyaknya jam pelajaran Bahasa Inggris yang diberikan di sekolah (yang nyatanya, memang tidak banyak karena harus berbagi proprosi dengan mata pelajaran lainnya) tidaklah memadai untuk mencukupi kebutuhan penguasaan Bahasa Inggris yang diharapkan. Meskipun pada beberapa sekolah pemberian pelajaran Bahasa Inggris telah diberikan semenjak jenjang TK, perlu dilihat pula apakah sistem pengajarannya bisa mengakomodasi kemampuan anak didiknya. Sebab anak kecil masih membutuhkan banyak waktu bermain dan bersenang-ria dengan sebayanya, jangan sampai materi yang berat merusak kegembiraan masa kecilnya yang kaya akan imajinasi.


Coba bayangkan, kita yang lahir di negara Indonesia tentu dapat menguasai bahasa Indonesia dengan sendirinya, begitu pula dengan saudara-saudara kita di belahan dunia lain. Mengapa demikian? Kita bisa karena terbiasa. Kita lihai karena setiap hari kita bertemu dengan bahasa itu dan menggunakannya secara aktif dalam komunikasi antarindividu. Pengalaman empiris membentuk kemampuan berbahasa—disamping perubahan volume otak manusia yang diusung teori evolusioner dalam menyediakan wadah untuk mencerap, membentuk, dan memaknai bahasa. Bahasa bukanlah sesuatu yang sudah terprogram dalam diri individu seperti chip komputer yang sudah ditanam dalam tubuh individu. Tetapi, didapat melalui media sosialisasi.

Penguasaan Bahasa Inggris akan sangat baik bila dibarengi dengan penggunaan aktif, seperti pepatah ‘bisa karena terbiasa’ tadi. Cara belajarnya pun sebisa mungkin dibuat semenarik mungkin sehingga para siswa tidak jadi bosan yang ujung-ujungnya membuat mereka bertambah malas.

Beberapa tips yang dapat saya berikan untuk belajar Bahasa Inggris yang menyenangkan antara lain:

1. Bergabunglah dalam English Club. Di sini, kamu bisa belajar vocabulary lewat permainan Scrabble, menyampaikan ide mereka lewat debate contest, dan melatih penguasaan grammar lewat writing. Terlebih, mereka juga dapat memperluas lingkaran pertemanan yang ada.

2. Baca, Baca, Baca! Membaca di sini bukan berarti membaca buku pelajaran melulu. Tetapi, bisa membaca buku dongeng, novel pop remaja, atau novel sastra klasik dalam Bahasa Inggris. Membaca suatu karya fiksi akan sangat menyenangkan karena dengan sendirinya, kamu akan hanyut dalam alur ceritanya yang menarik.

3. Nonton dan Dengarkan Musik. Coba iseng-iseng kamu nonton DVD dengan tidak menggunakan teks (subtitle) apapun. Belajarlah untuk menangkap ide ceritanya lewat dialog para tokoh-tokohnya. Selain itu, kamu juga bisa belajar banyak dengan menerjemahkan atau mendengarkan dengan seksama lirik lagu favorit kamu.

4. Layangkanlah Sayapmu! Tentu saja bukan maksud saya untuk menyuruh terbang. Tetapi, cobalah untuk memperluas jaringan persahabatan dengan teman-teman di luar negeri. Misalnya, lewat friendster. Kamu bisa berlatih Bahasa Inggris dengan sendirinya saat berkirim-kiriman email atau message sembari cari teman atau jodoh baru.

Kuncinya adalah satu: practice makes perfect. Kita bisa karena terbiasa. Bila kita hanya diam saja dan berpangku tangan, kapan kita mau bisa? Ah…saya jadi tersindir sendiri saat menulis ini. Soalnya, sudah sejak lama saya mengidam-idamkan perut berkotak enam, alias sixpack. Tetapi berhubung saya malas melatihnya, maka saya hanya mengharapkan mukjizat supaya keinginan saya terkabul. Dan alhasil, kini perut saya one-pack, alias menggembung ke depan.

8.27.2009 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Thanx 4 Ur comment! Yah walau masih ngaco gak papa khan daripada apa yang jadi uneg-uneg gak dikeluarin. Moga-moga dari yang ngaco ini bisa jadi bahan untuk sharing ...