Sholat Tahajud Sebagai Terapi Berbagai Penyakit (Dimensi Psikoneuroimunologi Sholat)

Taukah apa kita itu Psikoneuroimunologi?
Tahukah juga bahwa ternyata sholat bisa menjadi terapi berbagai penyakit? Yah, bagi sebagian orang mungkin akan kaget dengan judul yang saya tulis. Namun, percayalah, bahwa ini memang benar adanya dan telah dibuktikan secara ilmiah efek sholat terhadap kesembuhan penyakit.
Secara sederhana Psikoneuroimunologi dapat diartikan sebagai bentuk kekebalan tubuh yang didapat darikondisi psikologi dan keadaan jiwa seseorang. Atau bisa juga diartikan sebagai hubungan antara keadaan otak/ saraf, pkisis dan kekebalan tubuh seseorang. Jadi, secara Psikoneuroimunologi kesehatan seseorang akan terganggu ketika ada gangguan pada aspek psikologis.


WHO (World Health Organization) mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan sejahtera secara fisik, jiwa, sosial dan ekonomi. Sedangkan teori lama tentang timbulnya penyakit menyatakan bahwa suatu penyakit akan muncul jika terdapat gangguan pada salah satu atau lebih aspek dari segitiga berantai. Segitiga tersebut meliputi Host, agent dan environment yang bisa digambakan sebagai segitiga yang erdiri dari : host-Agent- environment
Artinya seseorang akan sakit jika keadaan tubuh sedang ada gangguan, ada agen penyebab penyakit, atau/dan adanya lingkungan yang mendukung pada timbulnya penyakit. Teori lama ini kurang memperhatikan factor psikologi sebagai penyebab timbulnya penyakit. Berbeda dengan teori baru yang dikemukakan Prof. Dr. H.M Sholeh Drs.MPD.PNI dalam
seminarnya di UNISULA (20 Desember 2008). Beliau menyebutkan bahwa etiologi (penyebab) timbulnya penyakit ada lima, yaitu: pola piker, pola makan, pola laku, pola lingkungan (missal radiasi), serta kehendak Alloh SWT. Beliau juga menyebutkan bahwa pada dasarnya sumber dari berbagai penyakit adalah factor ketidakikhlasan dan kesombongan
yang bercokol di hati. Orang yang sombong, dengki dan tidak ikhlas cenderung lebih rentan terhadap stress. Sementara itu jika kita stress tubuh kita akan mengeluarkan Hormone cortisol, yaitu suatu hormone yang dihasilkan oleh cortex adrenal (suatu kelenjar yang berada di ginjal bagian atas) dan hanya akan keluar jika kita stress. Cortisol akan menyebabkan protein dari berbagai jaringan smidal otot dsb-kesuali protein pada hati- dilepaskan untuk kemudian diubah lagi menjadi glukosa. Cortisol yang meningkat menyebabkan penurunan sel-sel makrofag, basofil, ionofil dll dalam tubuh, dimana sel-sel tersebut pada dasarnya berfungsi `memakan` sel-sel abnormal dalam tubuh. Jika sel-sel tadi jumlahnya semain turun, maka diprediksi apa yang akan terjadi, yaitu peningkatan sel abnormal dalam tubuh yang manifestasi aikhirnya adalah akan timbul suatu penyakit. Secara ringkas, Ganner dalam BiokimiaHarper menyatakan bahwa kortisol menekan system imun (pertahanan tubuh) yang menyebabkan seseorang rentan terhadap penyakit.
Psikoneuroimunologi Dari Segi Sains
Modifikasi system imun pada saat stress Seperti yang telah dibahas di atas, bahwa ketika kita stress akan terjadi gangguan pada sel-sel tubuh kita, yang secara skematis bisa digambarkan sebagai berikut:
Stress
peningkatan hormone cortisol penurunan sel makrofag
(pemakan sel-sel abnormal) peningkatan sel abnormal
pertumbuhan myoplasma (tumor atau kanker) dan penurunan tingkat
kekebalan
Sekedar catatan, 1 sel makrofag akan memakan > 20 sel abnormal dalam
tubuh. Ini berarti jika ada 10 saja sel makrofag yang turun, maka
akan ada 200 sel abnormal yang muncul dalam tubuh kita. Perbandingan
yang cukup tajam, bukan?
Hubungan Kortisol dengan Tahajud
Kortisol dikeluarkan oleh kelenjarnya secara periodic, sehingga membentuk suatu irama yang disebut sebagai `Irama sirkadian`. Kadar kortisol tertinggi dicapai setelah tengah malam (dini hari) hingga siang hari. Pertanyaannya adalah bagaimana cara kita menurunkan kadarnya secara umum sehingga kita sehat dengan kekebalan yang tinggi? Kuncinya adalah: Tahajud!
Padasaat kita sholat tahajud, maka kita terbawa pada suatu kondisi emosional yang stabil. Kita akan lebih rileks dan kondisi psikologimenjadi lebih tenang. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Sholeh terhadap 41 responden siswa SMU
Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya menunjukkan bahwa pada pengamal sholat tahaud, kadar hormone kortisol relative stabil dan relative lebih rendah. Ketika diuji kadar system imunnya, diperoleh hasil yang bermakna pada uji statistic dalam kelompok tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sholat tahajud berpengaruh terhadap peningkatan respon ketahanan tubuh imunologik. Sholat tahajud yang dilaksanakan secara kontinyu (terus menerus/ berkesinambungan), khusyuk dan ikhlas mampu menumbuhkan persepsi dan motivasi positive dan memperbaiki suatu mekanisme tubuh dalam mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban
yang diterima. Dengan sholat yang lama, maka sel makrofag mencapai maksimal dan akan memakan sel abnormal lebih banyak.
Prof. Sholeh juga menyebutkan bahwa dengan sholat tahajud selama 2 bulan, akan menurunkan kadar kortisol, meningkatkan jumlah makrofag, basofil, ionofil dll, menurunkan jumlah sel abnormal dan akhirnya penyakit dapat sembuh. InsyaAlloh…
Jadi, marilah bersama-sama menunaikan tahajud agar hidup kita bisa lebih sehat, baik lahir maupun batin. Ayo!
Tulisan ini ditulis oleh Nasima Khuzaiyah di http://ukht.wordpress.com

8.05.2009 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Thanx 4 Ur comment! Yah walau masih ngaco gak papa khan daripada apa yang jadi uneg-uneg gak dikeluarin. Moga-moga dari yang ngaco ini bisa jadi bahan untuk sharing ...